18.15

Aset No.1 : Kunci Sukses

Semua dari kita dilahirkan dengan dibekali anugerah yang sama oleh Sang Pencipta, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Secara fisik ada yang sempurna, ada juga yang tidak sempurna. Tapi ada satu anugerah Yang Maha Kuasa yang pasti diberikan pada makhlukNya yang bernama manusia, walau seperti apa pun bentuk fisik kita. Dengan anugerah itu kita bisa mengubah diri kita, keluarga, lingkungan, bahkan juga dunia.

Anugerah itu adalah asset terbaik kita. Yang menentukan hitam putih hidup kita, yang menentukan baik atau buruk diri kita. Ia bisa menjadi tambang emas bagi kita, tapi juga bisa menjadi sumber malapetaka bila tidak diolah dan dikendalikan sebagaimana mestinya, Asset tersebut bukanlah rumah, mobil, uang, intan, permata, atau apapun bentuk kekayaan kita, bukan juga gelar ataupun jabatan kita kita. Tidak lain dan tidak bukan, asset itu adalah pikiran kita, berada dalam diri kita sejak lahir, bukan didapat setelah dewasa dengan belajar bertahun-tahun, dan menjadi pembeda diri kita dengan makhluk Tuhan yang lain.

Pikiran kita laksana satu hektar tanah (yang pada awalnya sangat subur), yang dapat kita tanami padi atau ilalang. Tapi malangnya, sudah menjadi sifat manusia untuk menumbuhkan ilalang jika ia tidak berupaya menanam padi, benih kebahagiaanya sendiri. Dan layaknya sebidang tanah, jika tidak diolah, disemai, diairi, diberi pupuk, dan disiangi sebagaimana seharusnya, maka yang tumbuh subur pastilah ilalang. Pepatah juga berkata, “Jika kamu menanam padi, pasti rumput akan tumbuh. Tapi jika kamu menanam rumput, jangan mimpi padi akan tumbuh.”

Pikiran kita juga seperti pabrik yang dapat menghasilkan pikiran positif ataupun negatif. Hanya kitalah yang dapat mengendalikan dan memutuskan pikiran yang bagaimana yang akan kita hasilkan. Bagi mereka yang ingin bahagia, mereka melatih pikiran mereka untuk menciptakan pikiran yang bahagia. Bagi mereka yang ingin sukses, mereka melatih pikirannya untuk berpikir sukses dan dengan penuh perjuangan, akhirnya mereka pun jadi orang yang sukses. Tapi bagi orang yang berpikiran sedih dan merana, kesedihan jualah yang mereka temukan dalam kehidupan nyata.

Pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan menanam padi atau ilalang, apakah kita akan berpikiran positif atau justru sebaliknya. Hasilnya juga kita yang akan menikmatinya sendiri. Bukan orang lain yang menentukan nasib dan kesuksesan kita, melainkan diri kita sendiri.

Berpikir miskin, tetap miskin. Berpikir kaya, tetap kaya! Jika kita memikirkan sesuatu yang membahagiakan, kita akan bahagia. Jika kita memikirkan sesuatu yang menyedihkan , kita akan sedih. Jika kita memikirkan sesuatu yang menakutkan, kita akan ketakutan.

Saya telah membuktikan sendiri kebenaran paragraph tersebut di atas. Kehidupan yang saya jalani sekarang adalah buah dari pemikiran yang saya tabur bertahun-tahun yang lalu, baik itu positif mupun negatif. Sehingga sekarang saya berusaha mati-matian hanya memikirkan hal-hal yang saya inginkan, karena saat saya sering memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak saya inginkan, hal itu benar-benar menjadi kenyataan.

Napoleoan Hill berkata, “Kalau Anda membuat pikiran Anda bekerja dengan sikap mental positif dan percaya bahwa kesuksesan itu adalah hak Anda, maka kepercayaan Anda akan membawa Anda tanpa salah ke arah apa saja yang mungkin merupakan definisi kesuksesan Anda. Kalau Anda menerima sikap mental negatif dan mengisi otak Anda dengan pemikiran rasa takut dan kekecewaan, maka otak Anda hanya akan menarik hal-hal yang semacam itu ke arah Anda.”

So, be careful with your mind!

Selamat memberdayakan asset no.1 Anda yang luar biasa!

0 komentar: