18.08

Kiat Efektif menjadi Pede dan Pandai Bicara

Miliki Konsep Diri yang Positif

Dari pertanyaan pertama, anda mengungkapkan bahwa anda ragu terhadap diri anda sendiri, anda ragu terhadap kemampuan yang anda miliki, anda takut terhadap sesuatu di luar diri anda yang belum tentu itu benar-benar terjadi. Itu menunjukkan anda memiliki konsep diri yang negatif (kurang baik).

Konsep diri—menurut Adi W. Gunawan dan Ariesandi Setyono dalam bukunya, Manage Your Mind for Success—adalah persepsi (pandangan) seseorang terhadap dirinya sendiri, yang terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, dan mendapat pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting.

Anda sementara ini memandang diri anda sendiri tidak memiliki kemampuan yang cukup dan akan kalah bersaing; itu adalah anggapan anda sendiri terhadap diri anda. Jadi, semacam kalah sebelum bertanding karena adanya ketidak-PD-an alias minder. Untuk itu, hal pertama yang harus anda lakukan adalah mematahkan anggapan keliru tentang diri anda sendiri dengan memiliki konsep diri yang positif. Sekarang, ubahlah keyakinan anda tentang diri sendiri menjadi sebaliknya. Karena sebenarnya yang menciptakan ketidakmampuan itu adalah diri anda sendiri. Pikiran kitalah yang menciptakan bahwa kita ini serba terbatas, kekurangan dan tidak mungkin bisa bersaing dengan yang lain di dunia kerja. Dengan mengubah persepsi tersebut menjadi yang sebaliknya; menjadi: kita pasti bisa, kita ini unik dan punya kelebihan, kita ini makhluk Tuhan yang spesial karena tidak ada manusia lain satu pun yang sama persis dengan diri kita—semua itu juga akan merubah dan meningkatkan kepercayaan diri kita. Jadi, tidak ada alasan untuk meragukan kemampuan diri menjelang terjun ke dunia kerja. Saya percaya tidak ada orang yang sempurna di dunia ini, namun bukan berarti anda harus terbelenggu oleh persepsi yang keliru tersebut. Segeralah ubah konsep diri anda, milikilah konsep diri yang positif karena anda bukan manusia biasa! Anda adalah calon pekerja yang luar biasa!

Sekarang anda jangan melihat banyaknya pesaing yang ada atau melihat angka pengangguran di negeri ini yang masih tinggi, namun lihatlah peluang yang ada di depan mata yang mungkin menjadi rejeki anda. Jangan melihat pesaing yang pendidikan maupun pengalamannya jauh di atas anda, namun lihatlah kesempatan yang mungkin menjadi milik anda jika anda merasa percaya diri dan optimis dengan yang ingin anda capai.

Sekarang berteriaklah pada diri anda, “Saya pasti bisaaaaaaa!!!” agar semua keraguan yang meracuni pikiran anda segera sirna. Satu hal lagi, jika anda sendiri tidak mempercayai diri anda maka siapa (orang lain) yang akan mempercayai anda?

Miliki Alasan yang Kokoh

Untuk menguatkan mental anda dalam melangkah memasuki dunia kerja, anda juga harus memiliki alasan yang kuat dan kokoh kenapa anda harus bekerja. Mungkin alasan itu bisa ditemukan dengan mengenang perjuangan dan kerja keras orang tua dalam menyekolahkan anda. Tentu biaya dan pengorbanan mereka sangat besar hingga anda bisa berpendidikan dan memiliki ijazah seperti sekarang. Atau ada alasan lain, sehingga perasaan ragu anda bisa sirna dalam sekejap mata.

Mungkin alasan kenapa kita tidak boleh takut terjun ke dunia kerja adalah sebagai berikut:

1. Ingin menjadi anak yang berbakti dan membalas jasa-jasa orang tua

2. Ingin mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan dari sekolah

3. Ingin bisa memberi ke orang lain dari hasil keringat sendiri

4. Pantang hidup menjadi beban orang tua terus

5. Ingin menjadi anak yang mandiri sejak dini

Anda bisa mencari alasan-alasan lain yang bisa membuat anda segera merubah mindset dan konsep diri anda dari yang tadinya tidak percaya diri menjadi seorang yang penuh percaya diri. Jika kepercayaan diri anda sudah kokoh, niscaya anda akan menjadi lebih berkepribadian.

Menyadari bahwa Bekerja adalah Ibadah

Ibadah bukan hanya aktivitas kerohanian yang seperti dalam Islam meliputi antara lain shalat, puasa, zakat, naik haji, dzikir, sedekah, dan lain-lain. Bekerja juga merupakan ibadah asalkan kita niatkan apa yang kita kerjakan tersebut untuk mengharap ridha Allah SWT. Jika kita sudah memahami hal tersebut maka perasaan ragu dan minder tersebut akan segera kabur dari diri kita. Dengan bekerja, selain kita mendapatkan penghasilan yang halal, ternyata juga bernilai ibadah jika kita memasang niat yang benar. Dengan begitu, semangat kita untuk bekerja (atau mendapatkan pekerjaan bagi yang baru lulus sekolah / masih menganggur) akan berlipat ganda. Akhirnya, tidak ada lagi kata ragu, tidak PeDe, takut, dan sebagainya dalam kamus hidup kita.

***

Untuk pertanyaan kedua, sebenarnya semua orang itu pandai bicara, bahkan juga orang yang bisu. Saya punya tetangga yang karena kehendak Allah dia bisu, tapi ternyata dia juga pandai bicara. Mungkin suara yang keluar dari mulutnya tidak mampu saya pahami, tapi dia menggunakan bahasa isyarat yang bisa membuat saya mengerti apa yang dia utarakan. Dia pandai di bidang seni, baik seni lukis, tata rias, desain dan lainnya. Dia sukanya main catur dan menjadi salah satu lawan tangguh bagiku.

Tuh kan, yang bisu saja pandai bicara dan berkomunikasi, masa kita yang diberi kesempurnaan bisa berbicara secara lisan justru takut untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya. Bisa sebagai pemacu, bayangkan seandainya anda terlahir bisu, apa hal yang paling anda inginkan dalam hidup ini? Tentu bisa berbicara bukan? Nah, jika anda merasa takut untuk berbicara, bayangkan saja hal tersebut.

Saya tahu mungkin maksud anda berbicara di sini adalah “berbicara di depan umum (orang banyak)”. Memang hal yang satu ini butuh keahlian, latihan dan keberanian. Sama seperti ketika menyatakan cinta kepada seseorang yang kita sayangi, mungkin susah dan takutnya minta ampun. Hanya untuk bilang “I love you”, kita harus mengucurkan keringat dingin plus takut lagi (takut ditolak, hehehe…). Atau ketika saya harus bilang “Watashi wa aishiteru…” kepada seorang gadis cantik maka saya juga harus berpikir dua atau empat kali, karena ada dua kemungkinan: dia akan tersenyum bahagia atau justru malah langsung mengambil sepatu dan dilempar ke arahku. Jadi, sama-sama menakutkan walaupun konteksnya berbeda.

Untuk itu, berikut akan saya coba memberikan tips yang mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah tersebut.

Aktifkan Diri di Organisasi

Carilah sebuah organisasi atau sejenisnya (yang positif dan bermanfaat tentunya) yang bisa menjadi ajang bagi anda untuk melatih diri dalam bersosialisasi dengan manusia lain. Dan ketika di rapat-rapat atau forum-forum diskusi, usahakan anda angkat bicara meski hanya untuk sekedar bertanya, atau mengungkapkan pendapat anda—meskipun awalnya apa yang anda sampaikan kurang bermutu atau terlihat bodoh.

Kemukakanlah pendapat anda di mana banyak pasang mata memperhatikan anda. Jangat takut berbuat salah, karena dari kesalahan-kesalahanlah anda bisa belajar. Anggap saja anda adalah pusat perhatian dan penuh pesona. Dengan banyaknya jam terbang, itu semua akan menjadikan anda terbiasa, pintar berbicara—bahkan di hadapan orang banyak.

Dengan berorganisasi kita juga akan berjumpa dengan bermacam-macam orang dengan sifat, karakter, dan pemikirannya masing-masing. Anda akan dituntut bisa berkomunikasi dengan mereka sehingga sifat pendiam anda lama-lama juga akan sirna.

Dulu saya orangnya juga pendiam dan pemalu (semoga tidak malu-maluin, hehehe…), namun saya selalu mengaktifkan diri di beberapa organisasi sekaligus—bahkan sejak masih di bangku SMP (ketika menjadi ketua kelas). Karena kebanyakan peran dan tanggung jawab yang diamanahi ke saya cukup menonjol, akhirnya saya pun mau tidak mau harus bisa berbicara di depan banyak orang, berkomunikasi dengan mereka, dan memahami masing-masing individu.

Jika perlu, dudukilah pucuk pimpinan, karena hal itu akan melatih banyak hal seperti public speaking, kemampuan komunikasi dan negosiasi, manajemen SDM, team work, juga leadership. Selain itu, karena anda menjadi seorang decision maker, maka itu juga akan melatih kebijaksanaan atau kearifan diri anda. Jika sudah demikian, dijamin anda tidak akan takut sama orang lain (selama anda benar) dan menjadi seorang penurut saja. Bahkan anda juga bisa menjadi seorang “agent of change”.

Carilah Pekerjaan yang Menuntut Anda Banyak Bicara

Cara terbaik untuk menghilangkan rasa takut adalah melakukan hal yang anda takuti, demikian kata orang bijak. Jika anda takut bersaing, maka segera terjunlah ke medan perang! [Sesuai topik, medan perangnya adalah dunia kerja]. Bertempurlah habis-habisan meskipun anda harus kalah terlebih dahulu sebelum memperoleh kemenangan. Jika anda takut dengan orang lain, maka hadapilah! Jika ternyata ketakutan anda sampai membunuh anda, baru anda boleh takut. Takut berbicara di depan orang banyak, maka bicaralah selagi anda tidak ditakdirkan membisu dan dibungkus kain kafan. Atau seperti ketika anda takut air maka ceburkan diri anda ke sungai atau kolam, niscaya ketakutan itu hanyalah ilusi.

Untuk itu, jika anda ingin memiliki kemampuan berbicara dan berkomunikasi yang lebih baik, anda juga bisa melatihnya dengan memilih pekerjaan yang menuntut anda banyak bicara dan bertemu dengan banyak orang yang bermacam-macam karakternya. Anda bisa menjadi guru atau dosen (sekarang untuk menjadi dosen minimal harus berijazah S2), customer service, public relation, pramuniaga, atau sales (tenaga penjual).

Saya juga telah mencoba hampir semuanya, dan ternyata yang terberat bagi saya secara pribadi adalah menjadi sales (tenaga penjual)—karena jiwa saya adalah jiwa seorang “guru”. Selain profesi yang satu ini sering disepelekan banyak orang, untuk menjual suatu produk—tanpa kemampuan bicara / komunikasi dan negosiasi yang handal—ternyata sangat sulit, di samping beban target yang harus terpenuhi. Tapi ternyata profesi yang satu ini adalah profesi yang penuh tantangan dan menjadi ladang pembelajaran yang sangat baik untuk melatih bicara dan belajar dunia bisnis. Robert T. Kiyosaki, seorang penulis buku-buku bestseller internasional, rela keluar dari pekerjaannya yang aman dan bergaji tinggi untuk menjadi sales demi mempelajari sesuatu yang akhirnya mewujudkan impiannya—meraih financial freedom. Orang yang bisa bertahan menjadi sales jalanan dalam waktu lama dan berprestasi adalah orang yang tangguh. Jika dia memiliki goal yang cerdas, kemungkinan besar dia akan sukses.

Ketika saya sedang menjalani pembelajaran menjadi sales maka saya pun membeli buku berjudul “Sales Dog”. Di semua bidang ada ilmunya tersendiri. Tidak ada salahnya kita mempelajarinya untuk memperluas wawasan. Ternyata para sales tersebut juga berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Mesikipun kebanyakan berijazah SMA (atau sederajat), ada juga yang bergelar Sarjana Kimia, Sarjana Hukum Islam, dan lain-lain. Beberapa dari mereka yang memiliki background agama yang kuat sampai sekarang tetap menjadi sahabat saya. Kalau saja pemikiran Robert T. Kiyosaki tidak bisa saya terima, mungkin saya tidak akan berani mencoba profesi yang satu ini. Namun resikonya, wawasan dan pengetahuan saya akan tetap seperti seekor katak dalam tempurung.

Jika anda serius ingin pandai berbicara dan berkomunikasi, anda bisa mencoba hal di atas. Mungkin pada awalnya anda akan merasa sangat tidak nyaman, bekerja di bawah tekanan, dan hari-hari penuh tantangan, namun bila anda punya alasan yang kuat dan keinginan belajar yang tinggi maka semua itu akan bisa anda lewati. Selalu ingat dengan tujuan yang sedang ingin anda capai! Kita harus berani berkorban jika ingin mendapatkan sesuatu yang berharga. Kata temanku, “Nothing is free”.

Saya sebenarnya juga punya pengalaman lucu ketika saya dan teman-teman sedang beroperasi, namun tidak akan saya ceritakan di sini karena pesan yang sedang disampaikan adalah tentang bagaimana merubah sifat pendiam menjadi pandai bergaul atau berkomunikasi. Anda benar-benar bisa merubahnya jika, dan hanya jika, anda mau berubah. Sebenarnya mudah, namun tergantung keseriusan anda untuk menjadi “bisa”.

Menjadi Pembicara Publik

Yang ini adalah saran paling ekstrim yang bisa saya kemukakan, meskipun saya belum mencapai sepenuhnya. Sekedar berbagi pengalaman, saya yang dulunya juga pendiam ternyata bisa berubah, sehingga ketika saya memimpin sebuah organisasi, saya bisa menjadi orang yang bicaranya paling didengar walaupun banyak orang yang umurnya jauh lebih tua dari saya. Dan sekarang ketika berdiskusi dengan teman-teman, jika kata-kata bijak saya keluar dan nada bicara saya serius, saya bisa membuat bengong yang lain hingga terkadang ada yang sampai menitikkan air mata. Jika anda bertanya pada teman sekolah saya, terutama ketika SMP, mereka pasti akan berkata bahwa saya dulu itu anak pendiam.

Kenapa bisa berubah?

Ya, karena saya belajar untuk berubah. Dan ternyata di masa pencarian diri, saya mengidolakan seorang pembicara publik yang kemampuan berbicaranya sangat memukau hingga sebuah majalah internasional pernah memuat profilnya dengan judul “Holly Man – Indonesia’s Hottest Muslim”. Ini juga pengaruh mengidolakan seseorang. Jadi, jika anda benar-benar ingin bisa pandai berbicara dan berkomunikasi, resep “memiliki idola” orang terdahsyat yang memiliki keahlian tersebut boleh juga digunakan. Ekstrimnya sich anda buat goal sekalian “Menjadi Public Speaker (Pembicara Publik)”.

Ada sahabat saya yang luar biasa. Beliau adalah Mba Eni Kusuma, penulis buku bestseller “Anda Luar Biasa!!!”. Beliau dulunya juga pemalu dan bahkan menderita gagap bicara, namun berkat kemauan kerasnya beliau sekarang sudah menjadi National Public Speaker, padahal backgroundnya adalah seorang TKW dari Hong Kong dengan masa kecil yang penuh keprihatinan. Hebatnya lagi, beliau sekarang adalah salah satu kolomnis di www.pembelajar.com. Bukankah luar biasa!

Sekarang bandingkan dengan diri anda, dengan background pendidikan dan keluarga anda. Apa yang kurang? Anda harusnya lebih luar biasa lagi, bukan?

Ada cerita berkesan tentang Mba Eni. Suatu hari saat sedang sibuk kerja, tiba-tiba saya ditelepon Mba Eni supaya nonton acara TV yang menampilkan sosok beliau yang beberapa saat lagi akan ditayangkan. Tahu acara “Indahnya Balada Hidup”? Saya pun kemudian bergegas mencari ruang yang ada televisinya. Sudah demikian, remote controlnya tidak tahu ditaruh di mana. Setelah ketemu dan menghidupkan TV, ternyata malang lagi… yang terlihat cuma gambar semut… alias stasiun TV yang dimaksud belum bisa direlai dari kota kami. Mba Eni tidak tahu, saya nggak berani bilang, hehehe…J

***

Demikian jawaban yang bisa saya kemukakan. Jika belum memuaskan, anda bisa bertanya lagi kepada pakar yang sebenarnya. Atau bagi pembaca yang ingin menambahkan, silahkan menuliskan pemikiran anda pada tempat komentar yang tersedia. Saya sadar jawaban pertanyaan di atas masih belum lengkap dan bisa dikembangkan lagi.

Tambahan lagi bagi yang baca (terutama yang cewek), semoga yang diingat bukan hanya “Watashi wa aishiteru…”, hehehe.:-)

***

Sebagai penutup artikel ini, mari kita renungkan firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d ayat 11 yang artinya, “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”

Semoga bermanfaat! [AR]

0 komentar: