19.45

Bulatkan Tekad dan Tawakal

Suatu hari seorang sahabat bertanya melalui email, “Kalau ada orang yang terlahir dengan otak yang cerdas mereka mudah meraih kesuksesan yang mereka impikan. Lha, bagi orang yang pikirannya pas-pasan, bagaimana saya bisa sukses dalam hidup ini?”

Sering kali kita mendengar orang lain di sekitar kita menceritakan dirinya. Namun, jika kita amati mereka lebih menonjolkan kekurangan atau rasa ketidakberdayaan yang mereka rasa ada padanya. Mereka berfokus pada sesuatu yang “negatif” dari diri mereka sendiri. Saya sengaja memberi tanda petik pada kata “negatif” karena ini sebenarnya hanya persepsi mereka saja. Kalau menilai keterbatasan diri, rasanya banyak orang yang lebih punya alasan. Alasan yang menguatkan bahwa dirinya tidak bisa ini, tidak bisa itu dan sebagainya.
Dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 159 yang artinya, “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

Jadi ada dua unsur yang harus kita miliki sebelum kita melakukan sesuatu yang diharapkan memberikan perubahan lebih baik terhadap kehidupan kita. Dengan kedua unsur itu, apa yang kita lakukan menjadi lebih berenergi dan dengan target yang jelas dan terukur, keberhasilan bisa lebih kita harapkan.

Unsur pertama: TEKAD

Tekad adalah awal dari sebuah komitmen. Tekad adalah saudara kembar niat. Tekad adalah niat yang bulat untuk melakukan atau meraih sesuatu. Tekad adalah sesuatu yang timbul dari dalam diri, dari hati yang terdalam, yang mana dengan itu seluruh sumber daya yang ada pada diri kita akan bergerak mengikuti dan mendapatkan atau mewujudkan apa yang kita tekadkan. Tekad adalah tonggak sebelum kita melangkah. Dengan tekad yang bulat, kita sadar akan apa yang menjadi tujuan kita. Misalnya tekad: saya akan naik haji di usia sebelum 30 tahun! Dengan tekad yang bulat niscaya akan terbuka jalan untuk mewujudkannya. Mungkin pada saat niat itu terpatri dalam hati, kita bingung memikirkan mekanismenya agar bisa terwujud. Tapi jika niat itu sudah menjadi janji hati dan terekam di pikiran bawah sadar kita, maka gelombang pikiran kita akan mencari cara untuk mewujudkannya, menyelaraskan diri dengan kekuatan tak terbatas di atas sana yang dengan kehendak-Nya segala sesuatu akan terjadi.

Insya Allah, jika masih ada umur, kita akan membahas unsur kedua pada artikel mendatang.

Semoga bermanfaat

0 komentar: