19.56

Belajar dalam Setiap Pembelajaran = SUKSES

Pernahkah kamu mengalami kegagalan ?

Apakah kamu mengalaminya lebih dari satu kali ?

Pernahkah kamu mengulang sebuah kesalahan besar yang sama ?

Mayoritas atau bahkan mungkin semua orang akan menjawab ”YA” untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Kegagalan atau kesalahan yang tercatat di dalam perjalanan hidup kita adalah bagai sebuah buku pelajaran dimana kita bisa belajar banyak hal darinya.

Setiap tindakan membutuhkan landasan sebuah visi atau gambaran dari tujuan yang ingin kita capai. Begitu juga dengan belajar. Kita harus mempunyai tujuan dari setiap aktivitas belajar kita.


Salah satu aspek penting dalam belajar adalah adanya improvement atau peningkatan. Memang, dengan belajar tujuan kita adalah adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, atau apa saja obyek belajar kita dari kondisi kita sebelum belajar.

Improvement atau peningkatan tentunya memiliki konotasi positif menuju ke kondisi, keadaan, atau tingkat yang lebih baik. Ini juga merupakan paradigma yang umum dipahami oleh masyarakat bahwa tujuan belajar adalah untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Jika kita berorientasi pada hasil, maka paradigma di atas memang tidak salah, karena improvement adalah sebuah konsekuensi logis yang akan kita terima jika kita belajar sesuatu, sudah hukum alamnya memang demikian. Tetapi jika kita berorientasi pada proses, maka paradigma tujuan belajar untuk menjadi lebih baik bisa menjebloskan diri sendiri dalam sebuah kegagalan.

Paradigma di atas akan menghasilkan sebuah rasa takut, yaitu rasa takut terhadap kegagalan. Coba kita bayangkan apabila seseorang telah mempelajari sesuatu sampai 99 kali dan kemudian mengalami kegagalan pada saat belajar yang ke 100 kali nya. Dengan paradigma di atas, maka akan timbul sikap untuk apa gunanya telah belajar sebanyak 99 kali kalau hanya untuk gagal pada usaha yang ke-100.

Bagaimana jadinya jika sebelum belajar seseorang sudah takut untuk mencoba melakukan sesuatu karena adanya perasaan takut gagal, yang berarti takut tidak bisa menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya ? Dalam belajar kita harus sering melakukan eksperimen / percobaan. Terlepas dari apa yang kita pelajari, maka kita harus berani mencobanya. Lebih baik mencoba dan gagal daripada gagal untuk mencoba (karena rasa takut terhadap kegagalan). Tanpa melakukan percobaan, maka kita tidak pernah tahu bagaimana hasil dari apa yang akan kita coba.

Jadi, aspek pertama dari paradigma belajar yang kita dapatkan adalah jangan takut untuk bereksperimen / melakukan percobaan.

Belajar akan selalu diawali dengan melakukan sebuah percobaan. Anak kecil yang belajar untuk berjalan akan mengawalinya dengan melakukan percobaan untuk berdiri dan melangkahkan kakinya. Awal yang sangat sulit untuk anak kecil yang belajar berjalan. Tidak seimbang dan kemudian jatuh adalah sebuah hal yang biasa. Karena cara pertama yang dia coba untuk belajar berjalan gagal, maka dia akan berusaha mencari cara yang lain dan mencobanya, misalnya dengan berpegangan pada suatu benda sehingga bisa menjaga keseimbangannya. Bisa saja akan banyak sekali percobaan-percobaan yang dilakukan si anak sampai kemudian bisa berjalan dengan baik. Dari berbagai percobaan-percobaan yang dilakukan tentunya si anak mempunyai cara belajar favorit yang menurutnya sangat sesuai dengan dirinya dan bisa membuatnya berhasil untuk belajar berjalan, dan itu semua diketahui setelah melakukan banyak percobaan.

Aspek kedua dari paradigma belajar adalah perbanyaklah melakukan percobaan. Jangan hanya fokus pada satu percobaan saja. Dengan kata lain kita harus dinamis, harus selalu mengeksplor setiap kemungkinan tindakan atau percobaan yang bisa kita lakukan dalam aktivitas belajar kita. Banyak mencoba secara logika memang kemungkinan akan menghasilkan banyak kegagalan. Tapi justru disinilah letak proses belajar yang sesungguhnya. Dengan banyak kegagalan, maka kita akan lebih banyak lagi belajar. Dengan lebih banyak belajar kita akan lebih banyak tahu. Dengan semakin banyaknya yang kita ketahui maka akan menjadikan kita lebih aware terhadap hal-hal yang bisa menyebabkan kegagalan. Dengan menjadi lebih aware maka akan memperkecil kemungkinan kita melakukan kesalahan yang sama dan memperkecil kemungkinan kita untuk gagal.

Jadi ada dua aspek penting dalam paradigma belajar kita yaitu :

•Jangan takut untuk mencoba

•Jangan hanya fokus terhadap satu percobaan, tetapi perbanyaklah percobaan walaupun itu akan menghasilkan banyak kegagalan.

Ini bukanlah mekanisme Try and Error. Jika kita menggunakan paradigma belajar yang lama, yaitu selalu menjadi lebih baik dalam setiap pembelajaran, memang yang akan kita dapatkan adalah mekanisme Try and Error. Dengan paradigma ini maka setiap kali kita mencoba dan selalu mengalami kesalahan dan kegagalan, maka dalam beberapa kali percobaan semuanya akan berakhir.

Ini adalah sebuah mekanisme sukses yang memandang bahwa tujuannya adalah untuk selalu belajar dalam setiap pembelajaran. Keberhasilan kita belajar dari kegagalan-kegagalan yang pernah kita dapatkan adalah prinsip dari kesuksesan itu sendiri.

Jadi, ada pergerseran paradigma belajar yang harus kita lakukan, yaitu dari ”selalu menjadi lebih baik dalam setiap pembelajaran” menjadi ”selalu belajar dalam setiap pembelajaran”.

Kegagalan adalah merupakan kunci untuk belajar. Kalau kata Albert Einstein : ”Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tidak akan pernah mencoba sesuatu yang baru. ”

0 komentar: